Menyematkan Lencana Taqwa dari Ilahi Rabbi untuk Diri


Ditulis oleh: Muhammad Irsyad IstoyoKetua DPW Sumatera Barat
 
Sahabat muslim dimanapun berada. 
 
Pada kesempatan yang baik dan mulia di bulan Zulhijjah 1446 H, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah ta'ala yang telah memberikan Taufik serta hidayahnya sehingga kita masih dalam keadaan iman dan Islam.
 
Dan mari disisa-sisa waktu yang Allah berikan ini kita gunakan untuk selalu meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah yaitu dengan selalu memperhatikan syari'at-Nya untuk kita lakukan dalam setiap langkah hidup  hingga akhir hayat kita nantinya.  
 
Baik berhubungan dengan hal-hal yang wajib, sunnah, haram, makruh maupun yang mubah.   Karena dengan ukuran inilah prestasi seorang manusia dinilai di hadapan Allah dengan amal ibadahnya masing-masing. 
 
Ada cerita yang menarik, suatu ketika Umar Ibnu Khattab bertanya kepada Ubay bin ka'ab tentang gambaran Taqwa, lalu ia menjawab dengan nada bertanya "bagaimana jika engkau melewati jalan yang penuh onak dan duri?" Jawab Umar tentu aku akan bersiap-siap dan berhati-hati", jawab Ubay bin ka'ab itulah taqwa.
 
Manusia pada mulanya berasal dari dua orang sejoli nabi Adam AS dan Ibunda hawa. 
Daripadanya berkembang menjadi banyak bangsa-bangsa bahkan bersuku-suku. Sebagaimana  di dalam Alquran Allah SWT berfirman:
 

يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَآئِلَ لِتَعَا رَفُوْا ۗ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَ تْقٰٮكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
 
"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti." (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 13).
 
Disebutkan dalam ayat ini bahwa kedudukan manusia dihadapan Allah adalah sama "Sebagai Makhluk & Seorang Hamba" tidak ada perbedaan. Adapun Yang Membedakan Di Antara Manusia Adalah Dalam Urusan Agama Yaitu Seberapa Ketaatannya Kepada Allah Dan Rasulnya. 
 
Al hafiz Ibnu Katsir menambahkan mereka berbeda di sisi Allah adalah "karena taqwanya bukan karena jumlahnya". Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: 
 

ليس لاحد على احد فضل الا بالدين او عمل  صالح ( رواه البيهقي 
 
Tidaklah seseorang mempunyai keutamaan atas orang lain kecuali karena Agamanya atau amal sholehnya
 
Mari kita renungkan Sya'iir seorang tabi'in Abdullah Ibnul Mubarak 
 
"Aku Melihat perbuatan dosa itu mematikan hati, membiasakannya akan mendatangkan kehinaan. Sedangkan meninggalkan dosa itu menghidupkan hati, dan baik bagi dirimu bila meninggalkannya".
 
Prestasi manakah yang akan kita ukir dihadapan Allah SWT: Barrun ( kebajikan), taqiyyun (Ketaqwaan) dan Karimun ( Mulia). Ataukah prestasi fajirun (ahli maksiat), Syaqiyiyun (Celaka), dan dzalilun (kehinaan). 
 
Mari Kita perhatikan wasiat imam Al Hasan Al Basri berkata:
 


ايها الناس انما انت ايام،كلما ذهب يوم ذهب بعضك
 
"Wahai manusia ketahuilah bahwasanya engkau adalah kumpulan hari-hari, setiap ada sehari yang berlalu maka hilanglah sebagian dari dirimu."

 
Sahabat Maka seharunya kita Renungkan dan tanyakan pada diri kita:
 
Sudah berapa umur kita yang berlalu begitu saja?
 
Sudah berapa amal ketaatan yang telah kita kumpulkan sebagai investasi di sisi Allah SWT?
 
Sudah berapa pula maksiat yang telah kita lakukan yang menyebabkan kita (nantinya) terseret ke dalam neraka jahanam?
 
Agar takwa itu selalu menjadi lencana dari Allah untuk diri kita karena selalu bertakwa kepada-Nya

Editor : Bg Jay AI

1 Komentar